Andi We Tenri Sau Sapada, 10 tahun Mewarnai BPP KKSS

0
781
- Advertisement -

PINISI.co.id– Serasa masih kemarin, kebersamaan dengan Ibu Andi We Tenri Sau Sapada yang akrab dipanggil Ibu Andi Tenri atau dikenal Pung Tenri. Tapak usianya kini 70 tahun, 1 Juni 2021.

Senyum manis, deretan gigi mempermanis. Lalu tawa renyah berderai, di tiap pertemuan atau via telepon.

Kebersuaan dengan ibu Andi Tenri begitu akrab saya menyapanya, adalah sebuah momentum kebersamaan yang indah di sebuah organisasi paguyuban sosial budaya dan kemanusiaan bernama BPP KKSS.10 tahun sudah kami bersama, sejak kepemimpinan Bapak Hasanuddin Massaile hingga Bapak Mayjen TNI (Purn) Abdul Rivai.

Dua periode — sepuluh tahun — di mana Sekjennya adalah Ketua Umum kini, Bapak Muchlis Patahna. Andi Tenri sekalipun dalam tubuhnya mengalir trah bangsawan dan mantan pejabat di Pemprov DKI Jakarta adalah sosok yang mau turun ke bawah mengerjakan secara detail. Ia runut ketika bekerja. Aktif di hampir semua rapat BPP dan kepanitiaan KKSS. Andi Tenri absen di KKSS jika berbarengan jadual selancarnya keliling di negara luar. Itupun sedapat mungkin untuk tidak berbarengan.

Andi Tenri, bersamanya, adalah bagian penting dari kesuksesan acara yang dihelat BPP KKSS. Karena kepiawaiannya dalam menata acara selama itu pula ia tidak bergeser dari sie Acara.
Karena di dua periode itu kepiawaian teman-teman pengurus sudah terbaca, seolah pada tahu di mana posisi harus ikut sukseskan acara, tanpa harus tersebut siapa mengapa dan apa. Maka itu, siapapun Ketua Panitianya, acaranya selalu diapresiasi.

- Advertisement -

Acapkali ia tertawa lepas jika rapat BPP memutuskan untuk menghelat acara. Gesturpun sudah saling memahami. Tak ada lagi bisikan seperti lalu, “Tabe’, kita itu suksesnya acara. Saya di belakangja.”

Di rapat bagaimana menyampaikan, diskusi tentang gagasan dan harapan untuk kemanfaatan dan kejayaan KKSS. Lalu implementasi dengan ikut serta berperan aktif di tiap even yang dihelat organisasi ini.

Kebersamaan, saling menyelami, siade’ bahwa di pundak kitalah organisasi ini hidup. Identitas tidak ditonjolkan, tapi bagaimana memberi yang bisa terberikan. Bahwa perbedaan itu pasti ada, tapi bagaimana kesamaan dalam berorganisasi dibangun begitu rupa untuk capaian selanjutnya.

Sepanjang bersamanya, kerja sosial yang begitu indah terajut begitu rupa. Ide terdiskusikan. Berujung pada muara sama. Elok dilihat, ternikmati dengan senyum dan tawa. Tak ada cedera bathin di dalamnya. Rasa lelah hilang sekejap tatkala usai acara, tubuh tersenderkan di kursi, leye-leye, tertawa-sicawa-cawai, sahut-sahutan bahasa Bugis, Makassar – we ndoE– sambil geleng-geleng kepala. Plong, lapang, bahagia luar biasa. Ada kerja ikhlas, bahagia adalah buahnya.

Kerekatan itulah masih terjaling sampai kini. Di saat tidak di KKSS pun komunikasi tidak terhenti. Tawa tetap terurai.

Zaman boleh berubah. Tapi kebersamaan akan tetap terngiang walau jarak dan durasi terpisah.

Itulah antara lain buah kebersaman di KKSS, berkolaborasi dalam bingkai silaturrahim.

Sore ini, Andi Tenri di 70 tahun, mengenang kebersamaan teman-teman lamanya di KKSS, walau serba terbatas, lagi-lagi kerinduan akan silaturrahim itu tak akan lekang oleh waktu karena sudah terekam dalam jejak hidup saya, hidup teman-teman lainnya terkhusus kepada Ibu Andi Tenri yang telah memberikan memori indah di benak saya dan pengurus di dua periode BPP KKSS, bahwa beliau telah menorehkan warna di KKSS.

Kepada ibu Andi Tenri…Usia hanyalah catatan angka 70, semoga Allah SWT senantiasa memberi nikmat sehat dan kebahagiaan bersama keluarga. Semangatki…

AwwE…seppulo taun ki sama-sama,” begitu kata Aprial dengan rasa haru.

( Jumrana Salikki )

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here