Agussalim Hasga, dari Tukang Angkat Tas, Kini Menatap Jadi Anggota DPR RI

0
1004
- Advertisement -

PINISI.co.id- Siapa sangka, Agussalim Hasga, yang dulu dikenal sebagai pengangkat tas bosnya, kini maju sebagai bakal calon legislatif DPR RI untuk periode 2024-2029.

Hasga semula adalah tukang angkat tas Dr. H. Jailani Naro,SH, politisi kawakan PPP. Lantaran sering ke Komplek Menteri Widya Candra III di rumah Dinas Wakil Ketua MPR / DPR RI J. Naro. Ini karena Ucen, panggilan populer H.M Hussein Naro, Anggota DPR / MPR RI termuda dari FPPP dan Ketum PP GMP ( Generasi Muda Persatuan); satu satunya badan otonom Pemuda dibawah naungan Partai Persatuan Pembangunan sebelum lahir Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI).

Sebagai anggota GMP kelanjutan dari Gerakan Pemuda Ka’bah (Deklarasi 1982), Hasga belakangan akrab dengan Mayor Mulyono, Adc J. Naro dan Pak Otong, kepala keamanan. Sesekali Hasga bertindak sebagai operator telepon menggantikan tugas piket.

Singkat cerita, Hasga pun kerap berinteraksi dengan J. Naro serta keluarganya. Sebelumnya Hasga dipanggil J. Naro untuk menghadap dan menanyakan namanya, pekerjaan dan status lainnya.

Tak disangkal, J. Naro mengajak Hasga untuk mengerjakan berbagai tugas sembari belajar dengan staf yang ada di situ.

- Advertisement -

Sejak itu, Hasga mengangkat sumpah untuk J. Naro dengan lafaz boleh melihat, mendengar tapi tidak boleh bicara. Adapun tugas pertamanya menerima Duta Besar Keliling Indonesia Mr. Clementino Diaz Amaral dari Timur Timor sebelum diterima oleh J. Naro. Selebihnya Hasga menjadi sopir pribadi J. Naro.

Kader Tulen PPP

Selaku kader PPP dan sebagai penjinjing tas J. Naro, Hasga tak sulit mengenal bahkan menjalin komunikasi dengan para tokoh nasional sehingga memudahkan dalam pergaulan politik dan bisnis.

Boleh dikata J. Naro adalah mentornya yang menggembleng Hasga menjadi pribadi disiplin. Lebih dari itu, J. Naro mendorongnya untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai gudang ilmu.

Kini di DPP PPP, Hasga yang akrab disapa dE Nyanda ini, mendapat penugasan dari Ketua Umum PPP H. Muhamad Mardiono serta Sekretaris Jenderal  H. M. Arwani Thomafi untuk mengisi Kuota Bacaleg DPR RI PPP Daerah Pemilihan Jawa Tengah 4 meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Karanganyer.

“Di manapun ditugaskan oleh Partai, saya sebagai kader partai siap untuk melaksanakannya sebagai manelifestasi kecintaan saya kepada partai warisan ulama dan rakyat Indonesia. Ini adalah bagian dari anak rantau, bahwa di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung,” ujar Hasga.

Aktivis Sejak Remaja

Bagi pria Bowong Cindea, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan ini, tepat pada detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 25, pada 17 Agustus 1970, ia lahir.

Hasga adalah putra dari seorang tokoh Masyumi (Muhammadiyah) di daerahnya. Ayahnya H. Semangga berpasangan dengan ibunya Hj. Lette Daeng Sikati. Hasga merupakan anak ke 6 dari 8 bersaudara yang kebetulan laki-laki semua.

Hasga sendiri menikah dengan Hj. Siti Nurhasanah, SH.I (Alumni Pondok Pesantren Suryalaya) serta mempunyai anak perempuan bernama Puteri Hanania Batrisya Hasga.

Sewaktu di Sekolah Dasar, Hasga sudah aktif mengikuti kegiatan estra kurikuler, begitupun saat di SMP  Negeri Bungoro, ia menjadi pengurus OSIS dan Pramuka dan dalam mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial ) khususnya mata pelajaran sejarah.

Hasga pernah mendapatkan nilai 100  dari 150 termasuk ujian esai dalam mata pelajaran sejarah. Gurunya Ibu Dahlia mengganjarnya untuk memeriksa hasil tes teman- temannya. 

“Itulah pengalaman yang tak pernah saya lupakan memeriksa hasil ujian teman-teman dan mendapatkan honor dari guru,” kenang Hasga.

Selanjutnya di SMA Negeri 1 Segeri —  sekarang SMAN 2 Pangkep, jiwa kepemimpinannya terasah dan sempat jadi Ketua Ambalan Pramuka serta dalam kepungurusan OSIS dan beberapa kegiatan lain.

Semasih SMA, berbarengan dengan  Pemilu 1988, ia ikut tercatat sebagai saksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di TPS Lempangan walaupun masih status pelajar, untungnya kepala Sekolah SMA masih kerabatnya sehingga bisa diselamatkan, sangat dipahami zaman orba ikut salah satu partai politik.

Selulus SMA, zaman Orba lagi kuat-kuatnya sehingga masyarakat seperti dipaksa untuk berafiliasi dengan Golkar, sementara keluarga besarnya adalah pendukung Partai Persatuan Pembangunan.

Serba dilema, niscaya ia pasti mengalami kebuntuan untuk menjadi PNS, belum lagi muncul friksi dalam keluarga besarnya. Tak ada pilihan, Hasga kemudian mencoba peruntungan ke daerah konflik ke  Timor Timur — sekarang Negara Timor Leste.

Pulang dari Timor Leste, ia menghadap ke H. Achmad Kelana Ketua DPC PPP Kabupaten Pangkep saat itu bersama Rudiman Saleh (Ketua DPP PPP 2014-2019) untuk berangkat ke Jakarta sedangkan di Jakarta saat itu sedang persiapan Muktamar 1 (pertama) PPP yang diselenggarakan di Hotel Horison Ancol (Mercure Ancol).

Hasga dalam sebuah acara.

Di Muktamar I PPP inilah, Hasga berkenalan tokoh-tokoh pemuda di zaman itu antara lain Bang Djafar Bajeber, Hussein Naro, Ernesto, Imron Pangkapi, Sofyan Usman , M Buang, Andesti di luar PPP ada Cahyo Kumolo, Haris Ali Murfi, Ria Dwi Nasution, dll.

Di Ibu Kota, ia memulai kehidupan aktivis dan bergiat di sejumlah organisasi, mulai memasuki ormas  antara lain sebagai Wakil Ketua bidang Seni dan Budaya Yayasan Produsen Indonesia, Wakil Ketua Bid Hukum Organda DKI Jakarta unit Taksi, Sekretaris Forum Komunikasi Putra Putri Pangkep Jakarta dan Sekitarnya, Sekertaris Departemen Lintas etnis dan paguyuban Badan Pengurus Pusat  Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Wakil Sekjen Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah, Anggota Majelis Pemuda Indonesia(MPI) KNPI,  Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Pangkep serta di organisasi politik Partai Persatuan Pembangunan saat ini tercatat sebagai Anggota Lembaga Lingkungan dan siaga Bencana DPP PPP periode 2022 – 2027.

Hasga juga mencoba dunia akting dan tercatat sebagai Anggota Himpunan Seni Budaya Islam serta Sanggar Gomorra bahkan beberapa kali tampil dalam pementasan sendratari sebagai tokoh Pati Gajah Mada dalam Film Jubah Sang Artis dan terakhir Festival Lenong DKI Jakarta.

Akan halnya di dunia kerja dan usaha, segudang pengalaman Hasga antara lain pernah jadi karyawan Maruya Jaya Utama Motor, Kepala Bagian PT. Sriyaniasti (Perusahaan Taksi Liberty Jakarta memiliki karyawan 1.000 orang), Kepala Bagian PT. Sapta Krida Kita (Perusahaan Hak Penguasaan Hutan / HPH di Kab Bualemo sekarang Kab Pahuwato Gorontalo) memiliki luas area kurang lebih 40.000 Ha, hingga jadi Direktur PT. Sentral Pitulempa (Perusahaan Hak Penguasaan Hutan / HPH Kab Toli-Toli dan Kab Buol Sulawesi Tengah) memiliki luas area 42.000 Ha.

Kemudian jadi Direktur PT. Lima Agro Indonesia (Distributor PUPUK Organik), Advisor PT. Sapta Limani Nusantara (Perusahan Badan Operasi Pelabuhan) serta pernah dipercaya oleh Pemerintah DKI Jakarta sebagai  Ketua Kloter III Jamah Haji Indonesia DKI Jakarta 2003, sambil bekerja juga kuliah di Fakultas Hukum Universitas Borobudur Jakarta.

“Apa yang saya poroleh dalam hidup ini, tak lain karena saya dibesarkan dan menjadi kader PPP. Saya bisa berkenalan dari pemulung, konglomerat sampai Capres dan Cawapres. Soal jabatan, kapan saja bisa datang tapi jaringan pergaulan itu sangat bernilai dan itu yang utama,” pungkasnya. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here