Kebun Maupe: Cita Rasa Autentik Makassar di Tengah Teduhnya Kebun Sawangan

0
396
- Advertisement -

PINISI.co.id- Di tengah kemacetan Jabodetabek, jejak kuliner khas Sulawesi Selatan tidak sulit ditemukan, tak terkecuali di Depok, sejumlah kedai dan resto menghadirkan sajian khas tradisional yang membawa kenangan akan kampung halaman. Namun, satu tempat yang patut disinggahi adalah sebuah kedai unik di kawasan Bedahan, Jalan Abdul Razak, Sawangan, bernama Cafe Kebun Maupe, dalam bahasa Bugis berarti “untung” atau “berkah”.

Suasana Warung Maupe.

Kuliner kini tak sekadar soal mengisi perut. Ia telah bertransformasi menjadi wisata gastronomi—sebuah pengalaman menyeluruh tentang menikmati makanan sebagai bagian dari budaya, ritual dan sejarah. Di Kebun Maupe sensasi itu terasa utuh. Hidangan spesial khas Bugis-Makassar seperti coto, konro, sop saudara, dan berbagai olahan ikan bolu hadir dengan rasa menggoda, seolah diboyong langsung dari dapur nenek di kampung. Tak ketinggalan nasu lekku dari ayam kampung dan bebek palekko yang pedas menggugah selera.

Untuk pencinta kudapan, tersedia jalangkote, singkong goreng, barongko hingga pisang goreng yang disajikan bersama sambal terasi, membuat perut kenyang, tapi juga lidah selalu ketagihan untuk mencicipi menu lainnya.

Warung ini dimiliki oleh pasangan Muhammad Yahya dan Hasbawaty — dua alumni Teknik Universitas Hasanuddin yang akhirnya menemukan passion mereka di dapur. Dengan racikan tangan sendiri, semua menu disiapkan dengan penuh cinta.

Yang menarik, Anda bisa memesan menu khusus minimal dua hari sebelumnya. Misalnya ingin menyantap barobbo (bubur jagung khas Bugis) atau sop ubi yang segar, cukup pesan lebih awal agar disajikan dalam kualitas terbaik. Bahkan jika Anda merindukan masakan rumahan seperti sayur bening, kedai ini menyediakannya dengan bahan baku yang dipetik langsung dari kebun sendiri, sayuran organik tanpa pupuk kimia. Ada jantung pisang, rebung, daun kelor, hingga labu kuning, semua dari tanah yang dirawat secara alami.

Demikian juga buras dan ketupat dibaluti daun pisang dan daun pandan hasil kebun. Aroma pandan pada ketupat mengingatkan ketupat kampung halaman. Dimasak di tungku dengan kayu bakar. Coto dengan rasa bumbu yang kuat berasal dari daging lokal dan teksturnya lembut di mulut.

Nah setelah makan, keberuntungan lainnya, Anda bisa mencicipi buah pisang hasil kebun sebagai pencuci mulut.

Sebagian besar bumbu pun dipanen langsung dari kebun yang cukup luas ini. Jahe, cabai, hingga lengkuas, menjamin kesegaran sekaligus keaslian rasa.

Soal suasana,  Kebun Maupe menawarkan dua pengalaman makan: bisa duduk nyaman di bangku seperti di resto biasa, atau memilih ala kampung di teras seperti layaknya di rumah panggung, selonjoran santai sembari menikmati semilir angin dan pemandangan hijau.

Setelah kenyang, Anda bisa bersandar di balai bambu sambil menyeruput teh atau kopi, bercengkerama, membiarkan waktu mengalir perlahan. Belum puas, cemilan seperti barongko, pisang goreng atau bikandoang dapat memenuhi dahaga.

Tempat ini lebih dari sekadar tempat makan—ia adalah ruang untuk bernostalgia, bercengkerama, dan merayakan kearifan kuliner Sulawesi Selatan yang hangat dan menyatu dengan alam. Rugi rasanya setelah makan Anda ngacir begitu saja, tapi sudilah duduk berlama-lama, istirah, dan berbaring sejenak untuk kemudian memesan menu untuk dibawa pulang.

Jadi, ketika Anda rindu kampung halaman dan ingin menjadikannya sebagai pengalaman yang utuh —Kebun Maupe adalah jawabannya. Di sinilah kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga soal ritual, cerita yang dibungkus dalam setiap suapan.

Jadi banyak alasan untuk kembali lagi ke sini. Iya kan? (Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here