PINISI.co.id- Buka puasa bersama warga KARAENGTA Kota Baubau yang dihadiri oleh Dr. H. Andi Tendri M.Si. (Sesepuh KKSS Kota Baubau), La Ode Hadia (Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Kota Baubau) dan sekitar 200 orang warga di kediaman Bendahara Karaengta Kota Baubau Bapak H. Sangkala di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Bukit Wolio Indah Kecamatan Wolio Kota Baubau, (8/4/2023).
Buka puasa bersama kali ini bertema “Ramadhan sebagai Spirit untuk Menebar Kebaikan” dengan harapan semoga hikma Ramadhan makin mempertebal iman warga menuju Taqwa. Semoga spirit menebar kebaikan saling tolong menolong warga membutuhkan baik suka hingga duka tidak pernah memudar melainkan lebih baik lagi.
Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, sudah menjadi tradisi tiap tahun diadakan buka puasa bersama dengan mengundang Keluarga Besar KARAENGTA Kota Baubau. Acara di mulai pada sore hari pukul 16.00 WIB yang diawali sambutan Ketua Karaengta Kota Baubau Abd Rahman Naba Daeng Lira yang menjelaskan tentang pentingnya silaturahmi dalam bingkai persatuan warga.
Dilanjutkan sambutan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Kota Baubau bapak Drs. La Ode Hadia, M.Si., sekaligus anggota DPR Kota Baubau menuturkan bahwa semangat persatuan warga Karaengta Kota Baubau dan semangat menebar kebaikan yang selama ini dinilai sangat bagus kompak yang harus dijaga dan dikembangkan.
Selanjutnya dalam sambutan bapak Dr. Andi Tendri, M.Si. sesepuh BPD KKSS Kota Baubau menjelaskan bahwa selama berdirinya Karaengta Kota Baubau sampai saat ini sangat eksis mensukseskan program kerjanya baik perayaan hari hari besar Nasional, hari hari besar agama, mendukung program pemerintah sangat bagus.
Pengajian khatam Al Quran tiap minggu, yasinan sekali seminggu bergilir dirumah warga juga sangat bagus agar warga kita makin religi dan paham agama serta dapat memberantas buta huruf baca Al Quran, ini program yang sangat bagus dan berharap berkelanjutan, ditingkatkan minimal dipertahankan karena tidak semua organisasi sosial memiliki program demikian.
Tausyah bertema “Ramadhan sebagai Spirit untuk Menebar Kebaikan” yang dibawakan oleh Bapak Hasbullah, S.Hi, sampai tiba waktu berbuka puasa. Dalam tausyahnya, H. Hasbulla, S.Hi, menyampaikan, puasa mendidik kita menjadi jujur.
“Ibadah puasa merupakan ibadah yang “rahasia”. Hanya diri kita sendiri dan Allah SWT yang tahu apakah kita melaksanakan ibadah puasa atau tidak. Lain halnya dengan ibadah sholat yang dapat dilihat oleh orang lain. Puasa merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk melatih kejujuran minimal jujur kepada diri sendiri,” kata Hasbulla.
Menurutnya, apabila kejujuran dalam puasa ini kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan menjadi orang yang amanah dan hidup pun menjadi tenang. Puasa hakikatnya merupakan ibadah yang sangat istimewa berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Puasa sangat efektif untuk meningkatkan ketakwaan dan mendidik seseorang menjadi pribadi yang jujur.
Selain itu, lanjut Hasbullah, Ibadah puasa dapat memupuk rasa syukur kepada Allah dan menumbuhkan rasa kasih sayang ataupun empati kepada orang lain. Karena ketika orang yang berpuasa merasakan haus dan lapar, maka ia dapat membayangkan betapa berat penderitaan para fakir miskin yang serba kekurangan.
Hal ini di satu sisi dapat menimbulkan rasa syukur, karena selama ini Allah SWT telah melimpahkan rezeki kepada kita sehingga kita tidak pernah menderita kelaparan dan kekurangan. Jika kita pandai bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah maka niscaya Allah SWT akan menambahkan lagi nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kita.
Dengan rasa empati itu kita akan tergerak untuk membantu mereka yang kurang berkecukupan. Maka dari itu, dalam puasa kita dianjutkan untuk memperbanyak sedekah. Pahala besar akan menanti apabila kita memberikan makan dan minum untuk berbuka bagi mereka yang berpuasa, yang diprioritaskan dari kalangan yang kurang mampu.
Dengan panjang lebar, dikatakan bahwa puasa merupakan ajang untuk melatih kesabaran. Puasa mendidik kita untuk hidup sosial dan sederhana. Kita dilatih untuk menahan hawa nafsu sehingga dapat merasakan betapa sengsaranya tidak makan dan minum serta menjaga nilai nilai puasa selama berpuasa. Maka bagi orang yang benar benar melakukannya pasti membuatnya menjadi sabar menahan hawa nafsu dan emosinya yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi pahala berpuasa.
Puasa juga seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah SWT meskipun perintah itu berat untuk dijalankan dan tidak disukai oleh nafsunya. Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan meskipun banyak hal yang merintangi.
“Dan sabar dalam meninggalkan larangan, dan sabar dalam musibah,” pungkas Hasbulla.
SpiritKegiatan Buka Puasa Bersama juga bertujuan untuk menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi antar Keluarga Besar KARAENGTA Kota Baubau. Pada saat berbuka puasa, semuanya bersatu, berkumpul dan bercengkerama satu dengan yang lain dan bersama-sama menunaikan sholat maghrib berjamaah, dan diakhiri dengan Shalat Tarawih berjamaah. (Asbar)