1001 Catatan dan Renungan Dr.H.M. Amir Uskara Dari Senayan

0
714
- Advertisement -

PINISI.co.id- Tajamnya ujung pena penulis, menuliskan catatan-catatan ini terasa menyayat kesadaran akan berseraknya permasalahan dalam dunia kita. Akan tetapi dalamnya kontemplasi penulis juga terasa amat lembut menggelar solusi atas kritik yang dihadirkan dalam buku, “1001 Catatan dan Renungan Amir Uskara Dari Senayan”.

Ada tiga kamar pembagian bahasan dengan basic akademic yang membedah bagian terdalam permasalahan. Bahkan masalah yang dianggap sepeleh dan tak terpikirkan oleh orang kebanyakan berhasil ditemukan oleh Dr. H.M.Amir Uskara dalam ulasannya tentang bagaimana kapital dan ekonomi cukup bertenaga mengubah wajah dunia.

Pada bagian awal, buku ini membahas, Gerak Perubahan Budaya Dunia. Penulis bertutur dengan bahasa yang amat santun terhadap ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Inflasi melonjak akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara, ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global akibat ketegangan geopolitik yang berimbas pada disrupsi rantai pasok global, tantangan perubahan iklim (climate change) yang kesemuanya berimbas pada keuangan negara dan kesejahteraan rakyat.

Tulisan yang garing dibaca tersaji dalam 18 judul menukik menggelitik, diantaranya : Pencermatan Fukuyama, Putin, Macron atas Pergeseran Ekonomi Dunia; Dedolarisasi untuk Keseimbangan Ekonomi, Politik Global; Qatar dan Messi, Dua Ikonik Dalam Ekonomi Tanpa Sekat; Paradoks Messi dan Belitan Ekonomi Argentina; Kebangkrutan SVB dan Imbasnya Pada Perbankan Nasional; The Bright Spot In The Dark Word Economy; Daya Ungkit Ramadhan 2023, Bangkitkan UMKM; Idul Fitri Dalam Perspektif Ekonomi Berkeadilan Sosial; Idul Qurban, Pesan Kemanusiaan Sepanjang Sejarah; Merajut Ulang Ekonomi Pangan; Jiwasraya dan Asabri Menyengat Bersama Wabah; Menggelorakan Gerakan Nasional Wakaf; Cegah Bunuh Diri Bumi Lewat Ekonomi ramah Alam; Ekonomi Pancasila Merawat Sumber Daya Alam; Ekonomi Konservasi Menghela Banjir Bandang; Mengarungi Masa Depan di Lautan; Rengkuh Kepercayaan dengan Transparansi Pajak; dan Silang Sengkarut Pajak Sembako dan Mobil Mewah.

Pembahasan di kamar dua terfokus pada Serangan wabah Corona atau covid-19 yang menyekat dunia sejak tahun 2019 hingga 2021. Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan China akhir tahun 2019, kemudian pada tanggal 11 Maret 2020 World Health Organization (WHO) menetapkan kedararutan itu sebagai pandemi global. Kemudian virus ini bermutasi sulit terkontrol hingga terkonfirmasi menjalar hingga di Indonesia. Pandemi covid-19 mengakibatkan perubahan besar di berbagai aspek, termasuk aspek sosial budaya, kebijakan pemerintahan dan lainnya. Memaksa pemberlakuan social distancing- awalnya PSPB berubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang memunculkan kebiasaan baru masyarakat (new habit). Budaya baru yang dimaksud seperti perubahan pola pikir, nilai-nilai sosial, pandangan, serta sikap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan berbagai protokol kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun, handsanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan massa dan menghindari kontak fisik dengan orang lain.

- Advertisement -

Penulis mengawali faktor covid-19 menjadi penyebab and game pada sepak terjang FPI yang selama ini tak tersentuh. Karena melanggar protokol kesehatan, imam besar FPI ditahan, disusul kemudian institusinya dibubarkan. Penyebabnya, HRS diduga melanggar Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan serta Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.

Selanjutnya, pada kamar ketiga ini menyajikan tulisan tentang tokoh idiologis yang mengubah dunia. “The Three Musketeers: Arief Budiman, Che, dan Aflaq”, adalah tokoh-tokoh yang kuat dalam perlawanan yang mengibarkan sosialisme sebagai bendera perjuangannya. Kritik internasional penulis diseskripsikan pada tajuk “Yahudi dan AS, Dua Sisi dalam Satu Koin”. Tulisan yang menimbang dua sisi Amerika Serikat dalam perjuangan negera Palestina yang terus direcoki oleh militer Israel. Pandangan penulis tentang AS sebagai institusi negara yang secara politik selalu menguntungkan Israel, serta warga negara AS sebagai entitas yang menyimpan simpatik atas penderitaan warga Palestina.

Berikut, judul tulisan lain yang gurih untuk disantap antara lain: Sim Salabim! 10 Triliun Uang Nasabah Indosurya Raib; Pulang ke Desa Setelah Kota Kehilangan Cinta; Tiga Menguak Takdir, Merawat Pancasila; Si ‘Kembar’ Trump dan Bolsonaro Kena Batunya; Trump, Demagog Ekstrem Perusak Demokrasi, Setarikan Nafas antara Buya Syaii dan Mbah Moen; dan, Dolanan KAMI memecik muka sendiri.

Kesemuanya, ada 39 judul tulisan dengan cita rasanya yang variatif dari sumber-sumber data rujukan berkelas, membuat buku ini sangat pantas menempati koleksi pustaka pembaca.

Terima kasih kepada penulis, Dr. Amir Uskara, yang telah menggelar cakrawala perenungannya dengan paripurna, dan kepada Bachtiar Adnan Kusuma selaku editor yang telah menata buku ini menjadi mewah, sedap untuk dibaca. (Lif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here