Hikmah Abdul Hamid Husain
Jangan sampai tidak berqurban! Kesempatan emas untuk meraih kebahagiaan sejati ini hanya datang sekali dalam setahun.
Sebentar lagi kita akan memasuki hari-hari mulia yang dinanti oleh mereka yang mendambakan keberkahan, yaitu Idul Adha dan tiga hari suci di pekan kedua bulan Dzulhijjah yang dikenal sebagai Ayyaamut Tasyriiq (ايام التشريق).
Bulan Dzulhijjah adalah penutup tahun Hijriah, saat terbaik untuk menutup tahun dengan amal saleh dan menyongsong tahun baru dengan semangat kebaikan. Maka jangan pernah ragu untuk berqurban.
Perintah Allaah SWT untuk berqurban
> اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
“Sungguh, Kami telah memberimu nikmat yang banyak.”
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah sebagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah.”
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
“Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus dari rahmat Allaah.”
(QS. Al-Kausar: 1–3)
Peringatan Rasullullah SAW agar tidak meninggalkan Qurban
> عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
“مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا”
“Siapa yang memiliki kemampuan, tetapi tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Teladan Rasullullah SAW saat berqurban
> عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ:
“شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَضْحَى بِالْمُصَلَّى، فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ، وَأُتِيَ بِكَبْشٍ، فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، وَقَالَ: بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي.”
“Saya menyaksikan Rasullullah SAW pada hari Idul Adha di lapangan. Setelah khutbah, beliau turun dari mimbar, lalu dibawakan seekor domba. Rasulullah SAW menyembelihnya sendiri sambil mengucapkan: ‘Bismillaah, Allaahu Akbar. Ini adalah qurbanku dan qurban untuk siapa saja dari umatku yang belum berqurban.’”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Doa Rasullullah SAW saat berqurban
> بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Bismillah, Ya Allah terimalah (qurban) dari Muhammad, dari keluarga Muhammad, dan dari umat Muhammad.” (HR. Muslim)
Takbir dan Tahmid saat berqurban
> اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah.”
Doa Setelah Takbir dan Tahmid
> رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Ya Allah, Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Catatan
1. Jangan tinggalkan qurban. Jika sedang kesulitan, usahakan berqurban meskipun hanya seekor kambing atas nama keluarga bersama.
2. Untuk kesempurnaan ibadah qurban, lakukan urutan berikut:
Basmalah: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Takbir 3x: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Tahmid 1x: Walillaahil Hamd
Doa: Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka antas-samii’ul ‘aliim.
Kapan dibaca? Saat menyerahkan dana qurban ke panitia.
Saat menyaksikan penyembelihan. Saat hewan disembelih. Boleh dibaca berulang sejak awal hingga proses penyembelihan.
Kata qurban berasal dari kata qaruba – yaqrabu (قَرُبَ – يَقْرَبُ) yang berarti “dekat”. Maka, qurban adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah.
Hukum qurban adalah sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan. Rasullullah SAW tidak pernah meninggalkan qurban sejak disyariatkan hingga beliau wafat.
Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i: sunnah muakkadah. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah: wajib bagi yang mampu dan tidak sedang bepergian.
Penutup Doa:
Yaa Allah, anugerahkanlah kemudahan dan kemampuan kepada kami untuk senantiasa berqurban.
Yaa Allah, bimbinglah kami agar selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan sebaik-baiknya:
> اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ