Warga Latimojong Tolak Blasting PT Masmindo, Desak Kajian Mendalam dan Dialog Terbuka

0
58
- Advertisement -

PINISI.co.id- Rencana PT Masmindo Dwi Area (MDA) untuk melakukan blasting atau peledakan di area konsesinya di Desa Boneposi, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, menuai penolakan dari warga. Mereka khawatir dampak negatif dari peledakan akan mengancam keselamatan, lingkungan, dan sumber penghidupan masyarakat sekitar.

Pertemuan awal yang digelar di kantor desa belum menghasilkan kesepakatan. Warga menilai banyak aspek penting yang belum dikaji secara mendalam, sementara suara dan kekhawatiran mereka belum sepenuhnya didengar. Lokasi peledakan yang berdekatan dengan permukiman dan perkebunan dinilai berisiko besar bagi keselamatan warga.

Pemerhati sosial dan lingkungan, Boy Hasid, bergerak cepat dengan mendatangi Representative Office PT MDA di Belopa untuk meminta klarifikasi resmi. Melalui surat yang disampaikannya, Boy menuntut penjelasan terbuka soal rencana peledakan sekaligus memberikan saran agar perusahaan berhati-hati dan mempertimbangkan kondisi riil di lapangan.

Menurut Boy, risiko dari peledakan tidak bisa dianggap remeh. Getaran dari ledakan dapat merambat lebih luas dari yang diperkirakan, bahkan mengubah kontur batuan di bawah tanah yang menopang perbukitan sehingga memicu longsor. “Getaran bisa melemahkan struktur tanah dan membahayakan keselamatan warga,” tegasnya.

Ia juga menyoroti ancaman pencemaran air. Zat kimia dari bahan peledak berpotensi meresap ke sumber air permukaan dan mata air yang menjadi sumber utama air bersih masyarakat kota. Dampaknya bisa panjang, bahkan mengancam kesehatan dan pasokan air bersih di wilayah Luwu.

Boy menegaskan, keputusan soal peledakan tidak bisa hanya dimusyawarahkan di tingkat desa. “Ini masalah besar. Harus dibahas di tingkat kabupaten dengan melibatkan pemerintah daerah, pakar lingkungan, LSM, tokoh adat, dan masyarakat,” katanya. Ia mengingatkan agar perusahaan tidak terburu-buru hanya demi mengejar produksi, sementara keselamatan warga dan kelestarian lingkungan dipertaruhkan.

Rencana peledakan ini, kata Boy, mencerminkan dilema klasik antara ambisi ekonomi dan tanggung jawab lingkungan. “Kalau tidak direncanakan dengan matang dan transparan, risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya,” ujarnya.

Boy menyerukan agar perusahaan, pemerintah, dan masyarakat segera duduk bersama dalam forum terbuka untuk membahas secara komprehensif semua risiko dan langkah mitigasi. “Jangan sampai ledakan demi ledakan justru membuka pintu bencana yang merugikan semua pihak,” pungkasnya. (Fen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here