Hikmah Abdul Hamid Husain
Kita semua pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan harta yang telah kita kumpulkan selama hidup, akan menjadi warisan bagi anak-anak kita.
Sebelum kita meninggalkan dunia dan mewariskan harta, mari kita renungkan pesan Rasuulullaah ﷺ ini.
Siapakah yang paling dahsyat siksanya di dalam kubur dan kelak di akhirat?
Jawabannya adalah: مصيبة العبد عند موته، يترك ماله كله، ثم يحاسب عليه كله، لا تطمع بجمع ما ليس لك. (Dari kalam Syaikhah Muna Abdul Jabbar)
“Betapa celaka dan tersiksanya seseorang jika setelah meninggal dunia ia meninggalkan harta warisan, lalu di saat yang sama ia harus mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allaah: dari mana asal harta itu, dan bagaimana ia mendapatkannya. Maka jangan pernah tamak terhadap sesuatu yang bukan hakmu, dan jangan pernah mencari harta dengan cara yang haram.”
Contoh Harta Haram yang Siksanya Sangat Dahsyat:
1. Menyerobot batas tanah orang lain.
Rasuulullaah ﷺ bersabda: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
“لا يأخذ أحد شبراً من الأرض بغير حقه إلا طوقه الله إلى سبع أرضين يوم القيامة.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Siapa yang mengambil sejengkal tanah orang lain tanpa hak, maka Allah akan menimpakan dan mengalungkan dosa itu kepadanya hingga tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”
2. Memberi dan menerima risywah (suap/sogokan/uang pelicin).
Rasuulullaah ﷺ bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ:
“لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban)
“Rasuulullaah ﷺ melaknat pemberi suap dan penerima suap.”
Dan ditegaskan lagi: عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ:
“لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ، يَعْنِي الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا.”
(HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah)
“Rasuulullaah ﷺ melaknat pemberi suap, penerima suap, dan perantara di antara keduanya.”
3. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Yaitu, memberi pinjaman kepada orang yang kesulitan, tapi justru mengambil keuntungan yang besar dari penderitaannya. Ini termasuk riba, dan sangat diharamkan. Seolah-olah membantu, padahal sejatinya menjerumuskan.
4. Curang dalam takaran dan timbangan.
Mengurangi timbangan, mengakali ukuran, atau menipu dalam kualitas, adalah bentuk kezaliman yang akan dipertanggungjawabkan.
5. Memakan harta anak yatim.
Allaah sangat keras peringatannya bagi siapa pun yang memakan harta anak yatim secara zalim. Siksaan menanti di dunia dan akhirat.
6. Mencari nafkah dari maksiat.
Seperti menipu, memperdagangkan seks, menjual barang-barang terlarang, atau aktivitas haram lainnya.
7. Berdagang dengan kebohongan dan kecurangan.
Tanpa kejujuran dan amanah, rezeki yang didapat akan kehilangan keberkahan.
Catatan
1. Tujuh hal di atas bisa membuat hidup selalu sulit, bangkrut, dan jauh dari berkah.
2. Jika harta yang diperoleh dengan cara haram itu diwariskan, maka warisan tersebut menjadi sumber petaka dan dosa jariah yang terus mengalir, bahkan setelah meninggal.
3. Mari kita bersihkan cara mencari nafkah, agar hidup tenang, damai, dan ahli waris kita pun bisa menikmati harta itu dengan berkah, bukan jadi musibah.
4. Bersihkan juga harta yang telah kita miliki, dengan rajin berinfak, bersedekah, dan mengeluarkan zakat.
Penutup Doa:
Mari kita akhiri dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah ﷺ:
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Yaa Allaah, bimbinglah kami untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.”