Literasi dan AI Menyatu: Dari Pojok Baca di Kajang hingga Deep Learning di Sekolah-sekolah Bulukumba

0
53
- Advertisement -

PINISI.co.id- Semangat literasi dan transformasi digital pendidikan terus bergelora di Kabupaten Bulukumba. Dari pelosok desa hingga ruang kelas sekolah menengah, inisiatif demi inisiatif bermunculan untuk mengangkat kualitas sumber daya manusia di tengah tantangan zaman.

Di Desa Kajang, seorang pemuda agraris bernama Riswandi menghadirkan Pojok Baca Pangngissengang, sebuah ruang terbuka untuk membaca, menulis, dan berkreasi. Tempat ini bukan hanya perpustakaan mini, tetapi menjadi pusat gerakan literasi masyarakat.

“Pojok Baca Pangngissengang bukan hanya tempat membaca, tetapi juga wadah gerakan literasi semua kalangan,” ujar Riswandi, Sabtu, 29 Juni 2025.

Pojok baca ini aktif menjalin kerja sama dengan Dinas Perpustakaan Kabupaten Bulukumba. Bahkan, berkat fasilitasi dari dinas tersebut, Perpustakaan Nasional RI memberikan bantuan buku dan rak. Tak berhenti di situ, gerakan literasi ini juga bersinergi dengan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Pallawa Tani, sebuah lembaga yang dikelola petani dan dibina oleh Kementerian Pertanian.

“Inilah jalan untuk memajukan desa dari sisi ekonomi, meningkatkan kualitas SDM, serta menjaga desa tetap aktif dan produktif,” ujar pengelola P4S.

Sementara itu, geliat literasi digital dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) juga digaungkan di dunia pendidikan. Dalam sepekan terakhir, tiga sekolah menengah atas di Bulukumba menjadi tuan rumah workshop AI dan koding bersama pakar teknologi pendidikan, Dr. Muhammad Yusran, S.Kom., M.Kom., C.STP., C.ET., C.HL., C.H.Tech.

Adapun di SMAN 8 Bulukumba, Selasa (24 Juni 2025), digelar workshop bertema “Merancang Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Deep Learning Berbasis AI”. Dalam paparannya, Dr. Yusran menekankan bahwa AI tidak menggantikan guru, melainkan memperkuatnya.

“Deep Learning bukan soal kecanggihan algoritma, tapi mendidik siswa agar berpikir mendalam, kritis, dan kreatif,” tegasnya.

Para guru diajak menyusun RPP berbasis proyek dengan memanfaatkan tools seperti Chatbot, Canva AI, dan Gemini. Wakasek Kurikulum SMAN 8, M. Yusuf, menilai workshop ini membuka wawasan baru.

“Kami ingin guru-guru di SMAN 8 tidak hanya paham AI, tapi juga mampu mengintegrasikannya dengan kurikulum,” katanya.

Hal senada juga digaungkan di SMAN 4 Bulukumba dalam Workshop Pemahaman Terkait Koding/Deep Learning yang dilaksanakan Sabtu (28 Juni 2025). Para guru lintas mata pelajaran mendalami konsep koding, penerapan AI dalam pembelajaran, dan menyusun lesson plan adaptif.

“Anak-anak kita hidup di dunia penuh teknologi. Kita wajib memandu mereka, bukan sekadar menonton,” ujar Dr. Yusran.

Workshop ini melibatkan praktik langsung menggunakan ChatGPT, Canva Magic, dan Gemini. Kepala SMAN 4 Bulukumba, Suarti, S.Pd., mengapresiasi kehadiran narasumber dan semangat guru.

“Ini bagian dari komitmen kami meningkatkan kualitas layanan pendidikan,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari pengawas pembina, Hj. Hartiah dan Hj. Hartati, yang menekankan pentingnya etika dan kolaborasi dalam literasi digital.

“Guru harus siap dengan tantangan Society 5.0. Literasi digital dan etika AI harus diajarkan sejak dini, mulai dari guru,” tegas Hj. Hartiah.

Baik di desa maupun sekolah, seluruh inisiatif ini menandai satu semangat besar: menjadikan literasi – baik konvensional maupun digital – sebagai jalan untuk masa depan Bulukumba yang lebih cerah. (BTKR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here