Hukum Alam Semesta: Heteronom dan Otonom

0
37
- Advertisement -

Kolom Dr. Masrur Makmur, M.Pd.I.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa orang yang melakukan tindakan buruk tidak langsung mendapatkan hukuman?

Boleh jadi karena anda anggota Dewan yang kebal hukum. Atau anak bupati yang masih berkuasa. Apakah ini berarti bahwa mereka lolos dari konsekuensi perbuatannya. Jawabannya adalah tidak.

Menurut hukum sunnatullah, setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik langsung maupun tidak langsung.

Ada istilah Heteronom dan otonom. Heteronom adalah hukuman yang langsung dirasakan akibat tindakan kita. Contohnya, jika seseorang mencuri motor di siang bolong langsung digebukin massa, itu adalah contoh hukuman heteronom. Hukumannya jelas dan langsung dirasakan.

Namun, ada juga hukuman yang tidak langsung dirasakan, disebut otonom. Otonom adalah konsekuensi yang timbul dari perbuatan kita sendiri tidak terekam dalam hukum manusia tapi terliput rekaman alam semesta, contohnya: seseorang yang mencuri motor pada malam hari tidak dicurigai pencuri dan berhasil menggarong motor itu. Berkenaan dengan berjalannya waktu ia mengalami konsekwensi pelanggarannya. Boleh jadi berupa kebakaran rumah, rumahnya dijarah massa, arus listrik pendek, atau sakit.

Hukum otonom ini seringkali tidak terlihat secara langsung, tetapi pasti memiliki dampak negatif dalam kehidupan seseorang. Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.

Pentingnya menyadari bahwa Allah Swt ada dimana-mana dan memberi ganjaran bersifat Heteronom atau otonom

Kesalahan itu erasable, ketika berkaitan kesalahan kepada Allah Swt dapat dihapus dengan taubat. Jika mencuri motor, minta kehalalannya kpd pemiliknya lalu minta maaf.

Adalah yang pasti, jika kita berbuat baik pasti berakhir kebaikan

هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ

*Kebaikan pasti akan dibalas dgn kebaikan*

Wallahu A’lam bissawab

Labuan Bajo, 01 Sept 25

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here