H.M.Aksa Mahmud, Kisah Sepotong Mangga di Chaeril Anwar

0
66
- Advertisement -

Kolom Bachtiar Adnan Kusuma

Tokoh Literasi, Penulis, Motivator dan Pembicara

Hari ini, tepat Rabu, 16 Juli 2025, Tokoh pengusaha Nasional asal Sulsel, H.M. Aksa Mahmud, genap berusia 80 tahun. Aksa Mahmud lahir di Mangkoso, Barru, 16 Juli 1945 silam.

Pertama, penulis pertamakali mengenal langsung sosok H.M. Aksa Mahmud, pada 1990, tatkala penulis memeroleh tugas menulis profil pendiri PT. Bosowa Group ini di majalah Panji Masyarakat yang dipimpin Drs. H.Rusydi Hamka. Suatu ketika di pagi hari, penulis menemui H.M. Aksa Mahmud di kediamannya yang resik, Jl. Chaeril Anwar Makassar, penulis diterima sekaligus menunjukkan bukti tulisan tentang beliau di majalah yang didirikan Buya Hamka.

Sesaat penulis pamit, beliau menitipkan mangga masak beberapa biji yang dipetik di halaman rumahnya. Inilah kesan pertama yang penulis peroleh dari sosok dan pribadi H.M. Aksa Mahmud, tokoh yang sederhana dan ramah kepada semua orang.

Salah satu pernyataan yang menarik dari H.M.Aksa Mahmud yaitu jika ada kesempatan untuk maju, mengapa kita menolaknya. Aksa merasa jengah untuk besar sendirian. Sejumlah karyawannya yang berpotensi dilepaskan untuk menata diri sendiri.

Sebagaimana halnya dengan Aksa Mahmud yang hengkang dari Group Haji Kalla tempatnya semula mencerap pekerjaan. “ Saya ingin memusatkan perhatian untuk mengembangkan usaha secara berdikari” kata Aksa Mahmud, dalam buku “Sejumlah Orang-Orang Sulsel” karya bersama penulis, Alif we Onggang dan Ahmad Tahir Ratu ( Buku ini diluncurkan di Grand Cempaka Hotel, Jakarta, 1998).

Semula Aksa memilih menjadi wirausaha memulai merintis usaha pada 1978. Tatkala ia memeroleh pinjaman Rp 5 juta dari bank, ia jadikan modal guna mendirikan PT. Bosowa Berlian Motor yang menjadi agen Indokaya, produsen mobil Datsun di Indonesia. Aksa pun membanting tulang. Pelan tapi pasti dan dengan keringat, Aksa Mahmud menghela Bosowa sehingga perkembangannya mulai kuncup. Dan, kini saatnya ia menuai hasil.

Nah, bakat dagang Aksa Mahmud sudah terasah sejak ia kanak-kanak. Selagi masih duduk di bangku SD di Barru, Aksa kecil berjualan permen sambil menuntut ilmu. Sepulang sekolah, setelah menyalin pakaian, ia lantas menjajakan kembali sisa permen yang tak laku di depan masjid. Kebiasaan dagang itu bersambung saat Aksa masuk SMP di Pare-Pare. Begitupun ketika meneruskan pelajaran di STM Pembangunan Makassar, darah dagang Aksa semakin tersirap. “ Saat liburan sekolah, saya mencari rumput laut untuk dijual di Pare-Pare dan Ujungpandang” kata Aksa mengenang masa lalunya.
Dari hasil peluh itu, Aksa sanggup mengongkosi sendiri biaya sekolah termasuk uang jajannya. Tamat STM, Aksa tak sampai menggenapkan sarjananya di Fakultas Teknik Unhas. Apa lacur, ia larut dalam demonstrasi mahasiswa pada 1966. “ Saya akhirnya keluar dan lebih asyik mencari uang, antara lain menjadi wartawan di Ujungpandang” ujar Aksa.

Kedua, penulis kembali bertemu dengan H.M.Aksa Mahmud, pada 1998 saat penulis melakukan wawancara untuk penulisan dan penerbitan buku “ 70 Tahun A.A. Baramuli Pantang Menyerah”. Penulis menemui H.M. Aksa Mahmud di hotel Berlian, miliknya di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Pada akhir wawancara penulis, H.M. Aksa Mahmud berniat juga agar dituliskan biografinya. Kendatipun sampai saat ini niat H.M. Aksa Mahmud diterbitkan bukunya melalui penulis belum juga terwujud.

Ketiga, penulis bertemu kembali dengan H.M. Aksa Mahmud saat penyerahan Penghargaan Parmusi Award yang digelar Pengurus Wilayah Parmusi Sulsel di Menara Bosowa pada Sabtu, 4 Januari 2019. Penulis bersama H.M. Aksa Mahmud dan H.M. Iqbal Parewangi didapuk menerima Parmusi Award yang diserahkan Dr.K.H. Abubakar Wasahua, M.H. Berikutnya, penulis diudang kembali bertemu dengan H.M. Aksa Mahmud di Menara Bosowa atas pembuka jalan H. Muslim Salam, orang kepercayaan beliau. Tujuannya, agar penulis ikut serta membantu Munafri Arifuddin pada pilwalkot Makassar, 2019.

Yang menarik, saat penulis pamit dan mencium tangan H.M. Aksa Mahmud, tiba-tiba beliau berkata” Bachtiar, kamu mau umrah”. Penulis menjawabnya” Mau puang”. Spontan H.M. Aksa Mahmud memintah H.Muslim Salam agar penulis ikut serta dalam program Umrah yang diprakarsai Hj. Melinda Aksa Munafri.

Apa yang menarik dari diri sosok pengusaha nasional asal Sulsel ini? Hemat penulis, selain pribadinya yang sederhana, apa adanya, agamis, ia juga menjaga ibadahnya dengan baik. Bicara seperlunya, to the point dan selalu menyapa terlebih dahulu dari orang-orang yang ditemuinya. Selamat ulang tahun Puang H.Aksa Mahmud, sehat selalu dan jadilah panutan bagi kami yang masih lebih muda..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here