HARI INI ADALAH AHAD, BUKAN HARI MINGGU

0
165
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain 

Ketika engkau mengucapkan kata “Hari Minggu”, saat itu pula engkau mengucapkan makna yang merujuk pada “Yesus sebagai Tuhan sesembahan”. Karena kata “Minggu” memiliki arti “kebaktian kepada Yesus”.

Agar tidak terkesan ikut menjadi bagian dari tradisi Kristiani, maka biasakanlah untuk tidak lagi menyebut “Minggu”, tetapi ucapkan “Ahad”. Jangan katakan “Seminggu”, tetapi gunakanlah “Sepekan”.

Apa arti kata Minggu?

Minggu berarti kebaktian kepada Yesus, berasal dari kata minggos. Hari Minggu dimaknai sebagai hari berkumpulnya umat Kristiani dalam kebaktian bersama sebagai wujud penghambaan. Hari Minggu juga dikenal sebagai hari Ekaristi, yang menjadi inti kehidupan Gereja.

Menurut buku Loan-Words in Indonesian and Malay, asal kata Minggu berasal dari bahasa Portugis: Domingo, yang diserap dari bahasa Latin: Dominicus, artinya Hari Tuhan (Hari untuk Tuhan).

Pada awal kemerdekaan Indonesia, umat Muslim tidak terbiasa menggunakan kata Minggu. Mereka menggunakan istilah dari bahasa Melayu yang berbasis pada bahasa Arab, yaitu Ahad, Sabtu, Isnen/Senin, Selasa, Rabu, Khamis dan Juma’at. Namun seiring waktu, kata Ahad tergeser oleh Minggu. Sayang sekali, umat Muslim kemudian ikut-ikutan menyebut Minggu

1. Umat Muslim yang beriman kepada Allaah sebagai satu-satunya Tuhan, sebaiknya mengganti hari Minggu ke Hari Ahad. Seminggu ke  Sepekan

2. Jangan salah ucap dan salah tulis: Mubarak, bukan Mabruk → مُبَارَك لا مَبْرُوك

Mahram, bukan Muhrim → مَحْرَم لا مُحْرِم

Ni‘mat, bukan Nikmat (Nikmat = lawan dari ni‘mat) → نِعْمَة لا نِقْمَة

Silatur Rahim, bukan Silatur Rahmi → صِلَةُ الرَّحِم لا صِلَةُ الرَّحْمَى

Samara, bukan Samawa (Samara = Sakinah, Mawaddah, Rahmah) → سَكِينَة، مَوَدَّة، رَحْمَة

Ahad, bukan Minggu → أَحَد لا مِنْغُو

Sepekan, bukan Seminggu → أُسْبُوع لا سِمِينْغُو

Allaah, bukan Allah → الله

Aamiin, bukan Amin → آمِينَ

In Syaa Allaah, bukan Insyaallah → إِنْ شَاءَ الله لا إِنْشَاءَ الله

Maa Syaa Allaah, bukan Masyaallah → مَا شَاءَ الله لا مَشَاءَ الله. Dan lain sebagainya.

3. Jangan meniru orang yang berbeda keyakinan

Rasuulullaah SAW mengingatkan:  لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى
فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ
وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ (HR. At-Tirmidzi)

Artinya:
“Tidak termasuk golongan kami siapa yang menyerupai kaum selain kami. Janganlah kalian menyerupai Yahudi dan Nasrani. Karena salam orang Yahudi dilakukan dengan isyarat jari, dan salam orang Nasrani dilakukan dengan telapak tangan.”

Rasuulullaah SAW bersabda: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ (HR. Abu Dawud)

Artinya:
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka.”

5. Rasuulullaah SAW mewanti-wanti:

بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي،
وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
(HR. Ahmad)

Artinya:
“Aku diutus dengan pedang menjelang Kiamat, sampai mereka menyembah Allaah semata, tanpa menyekutukan-Nya. Rezekiku dijadikan di bawah bayangan tombakku. Ditetapkan kehinaan dan kerendahan bagi yang menyelisihi ajaranku. Dan barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.”

6. Rasuulullaah SAW bersabda:

> خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ، وَفِّرُوا اللِّحَى، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
(Muttafaqun ‘Alaih)

Artinya: “Tampillah berbeda dari kaum musyrik: biarkan jenggot tumbuh, dan rapikanlah kumis.”

7. Rasuulullaah SAW memerintahkan:

> خَالِفُوا الْيَهُودَ، فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ وَلَا خِفَافِهِمْ
(HR. Abu Dawud)

Artinya: “Bersikap bedalah dengan umat Yahudi, karena mereka tidak shalat memakai sandal maupun khuf (alas kaki).”

PENUTUP

Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW:

“Yaa Allaah, bimbinglah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.”

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here