KUCURAN AIR MATA TIAP TAKBIR MEMULAI SHOLAT

0
125
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain 

Tidak mudah untuk khusyu’ dan fokus dalam sholat, karena memang ada iblis yang bernama Khanzab atau Khinzib, yang tekun datang menggoda pikiran orang yang hendak sholat. Khanzab menghadirkan hal-hal yang terlupakan tiba-tiba teringat seketika.

Kisah nyata, bahwa betapa sulitnya fokus dalam sholat.

Sahabat Nabi ﷺ, Amirul Mukminin Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, setiap kali akan takbir memulai sholat selalu meneteskan air mata. Tangisannya menyentuh ulu hati, mencerminkan ketundukan asa dan jiwa.
Saat mengangkat kedua tangan untuk takbir, beliau gemetar dan menangis.

Kenapa? Karena beliau takut lisannya mengucapkan “Allahu Akbar, Allah Maha Besar” sementara hatinya masih merasa besar, masih merasa lebih hebat dari istri, masih merasa paling hebat dan lebih gagah dari orang lain, masih merasa paling segalanya di antara teman, masih merasa pangkat, jabatan, dan kedudukan lebih tinggi dari yang lain, masih merasa lebih kaya dari para pegawai, anak buah, dan karyawannya, serta masih ada iri, riya’, hasad, dan kesombongan dalam hati.

Lalu dengan lisan mengatakan “Allahu Akbar”, padahal dalam hati masih bergejolak dan penuh rasa “keakuan”.

Al-Imam Ibnul Jauzi رحمه الله menuturkan:

إن مشقة الطاعة تذهب ويبقى ثوابها، وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها

“Sungguh, keletihan karena melakukan ketaatan akan hilang dan tinggallah pahalanya. Dan kenikmatan melakukan maksiat akan hilang dan tinggallah dosa dan hukumannya.”

Ingatlah selalu, bahwa kesusahan ketika menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan Allaah, semua akan hilang dan kelak diganti dengan surga penuh kenikmatan.

Begitu juga manisnya melakukan maksiat akan sirna, namun membawa hukuman dan siksaan sebagai balasannya.

Jangan sampai hanya demi “keni’matan” (نعمة) sesaat kita rela menggantinya dengan “keniqmatan” (نقمة), yakni azab, kepedihan, dan kesengsaraan yang tiada tara.

3. Al-Imam Ibnul Qayyim رحمه الله juga menegaskan العاصي وإن تنعّمَ بِأصناف النّعم ؛ ففي قلبه مِن : الوحشةِ ، والذلّ ، والحسراتِ التي تقطّع القلوب

“Orang yang bermaksiat, walaupun ia merasakan berbagai “ni’mat” (نعمة), namun sejatinya di hatinya ada kegundahan, kehinaan, dan penyesalan yang mencabik-cabik hati.” (Al-Jawaabul Kaafiy, hlm. 120)

Catatan

1. Sebelum takbiratul ihram, bacalah surah terakhir dari Al-Qur’an, yaitu surah ke-114: An-Naas. Keutamaan membaca Surah An-Naas, pererlindungan dari kejahatan setan dan bisikannya. Perlindungan dari kejahatan jin dan manusia, penyembuh dari penyakit, seperti demam tinggi, perlindungan dari berbagai kejahatan dan kemunafikan.

Afdhalnya, dibaca bersama Surah Al-Falaq dan Al-Ikhlas sebagai Al-Mu’awwidzat, yaitu surah-surah perlindungan dari hal-hal negatif.

Surah An-Naas: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Katakanlah: Aku berlindung kepada Allah, Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia.

مَلِكِ ٱلنَّاسِ
Raja manusia.

إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
Sembahan manusia.

مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
Dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi.

ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Dari (golongan) jin dan manusia.

2. Usahakan setiap membaca Al-Qur’an, baca juga artinya, agar paham maknanya. Jangan seperti keledai yang membawa beban kitab tetapi tidak tahu isinya. Allaah mengingatkan:  مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ
(QS. Al-Jumu’ah: 5)

“Perumpamaan orang-orang yang dibebani tugas mengamalkan Taurat namun tidak mengetahuinya dan tidak pula mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal tetapi tidak mengerti kandungannya. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allaah. Dan Allaah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

PENUTUP

Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah ﷺ:

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

“Ya Allaah, bimbinglah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here