Hikmah Abdul Hamid Husain
Shalat adalah barometer keimanan seseorang. Karena itu, shalat harus menjadi perhatian utama. Jangan sampai dilakukan asal-asalan, acak-acakan, terburu-buru, tanpa kekhusyukan, bahkan tanpa tuma’ninah.
Jika shalat dikerjakan sebagai kewajiban semata, maka akan terasa berat, menjadi beban, dan dikerjakan asal jadi. Namun jika dikerjakan sebagai kebutuhan dan kesempatan mendapatkan ampunan Allah, maka shalat akan terasa ringan, dilaksanakan dengan khusyu’, dan bahkan ingin berlama-lama.
Sabda Rasuulullaah SAW:
> إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ،
لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ
(رواه أبو شيبة عن أبي هريرة رضي الله عنهما)
Artinya:
“Sungguh, ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima satu pun dari shalatnya. Karena bisa jadi ia menyempurnakan ruku’-nya tetapi tidak menyempurnakan sujudnya, atau sebaliknya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Shahih At-Targhib, No. 596).
> أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟
قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلاَ سُجُودَهَا
أَوْ قَالَ: لاَ يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
(رواه أحمد)
Artinya:
“Pencuri yang paling buruk adalah orang yang mencuri dari shalatnya.”
Para sahabat bertanya: “Bagaimana ia mencuri dari shalatnya?”
Rasuulullaah SAW menjawab:
“Ia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, atau tidak meluruskan punggungnya saat ruku’ dan sujud.”
(HR. Ahmad dalam Al-Musnad 5/310. Al-Albani, Takhrij Al-Misykah No. 885)
Rasuulullaah SAW bersabda saat melihat seseorang shalat tergesa-gesa:
> لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(رواه ابن أبي شيبة، الطبراني، وصححه الألباني في الترغيب والترهيب، رقم 528)
Artinya:
“Jika orang ini mati dalam keadaan seperti ini, maka ia mati tidak berada di atas ajaran agama Muhammad SAW.”
Catatan
1. Usahakan shalat dengan tenang, khusyu’, tidak tergesa-gesa, terutama saat ruku’ dan sujud.
2. Shalat yang dilakukan dengan tenang bukan hanya ibadah, tapi juga menyehatkan jiwa dan raga.
3. Di saat ruku’ dan sujud, dosa-dosa berguguran. Maka lakukanlah dengan perlahan dan penuh penghayatan.
4. Agar lebih fokus, bacalah ayat atau surat yang dipahami artinya meskipun pendek. Ini akan membantu menolak gangguan setan “Khanzab”, yang menggoda dan membawa pikiran ke mana-mana saat shalat.
5. Perbaikilah shalatmu, niscaya Allah akan memperbaiki hidupmu.
6. Usahakan shalat di awal waktu, agar terasa lebih ringan dan lebih nikmat.
PENUTUP: Doa yang diajarkan Rasuulullaah SAW:
> اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Yaa Allah, bimbinglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud, No. 1522 – Shahih)