Budaya Literasi Tinggi, Cegah Kemiskinan: BAK dan Aldy Hadir di HUT ke-162 Jeneponto

0
97
- Advertisement -

 

PINISI.co.id- Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-162 Kabupaten Jeneponto, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto menggelar Diskusi dan Bedah Buku bertajuk “Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea (P3HBT)” pada Selasa, 29 April 2025, di halaman kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Nur Alim Basir.

Kegiatan ini dihadiri oleh para pustakawan sekolah, pegiat literasi, pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat), serta tokoh masyarakat. Hadir sebagai narasumber yaitu Tokoh Literasi dan Penulis Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) yang merupakan penulis buku P3HBT, serta Aldy Saputra, penulis buku “Jeneponto Abad 20”. Acara dipandu oleh Haerullah Lodjik.

Dalam paparannya, Bachtiar Adnan Kusuma menyarankan agar istilah “bedah buku” diganti menjadi “diskusi buku” karena dianggap lebih produktif. BAK membedah isi bukunya yang memperkenalkan kearifan lokal dan budaya Turatea melalui gaya penulisan esai yang santai namun eksotis. Menurutnya, literasi budaya harus dihadirkan tidak hanya dalam wacana, tetapi juga dalam aksi nyata, seperti menghadirkan bacaan berkualitas yang mampu memberikan energi positif kepada masyarakat.

BAK mengapresiasi langkah Dinas Perpustakaan Jeneponto yang terus mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM). Ia menyebutkan bahwa di bawah kepemimpinan Iksan-Paris dan dilanjutkan Paris-Islam, Jeneponto menunjukkan kemajuan signifikan. “Kita patut bersyukur, IPLM Jeneponto tahun 2024 mencapai 77,56 dan TGM 70,03,” ungkapnya.

- Advertisement -

Menurut BAK, budaya literasi yang kuat dapat mencegah kemiskinan. Ia mencontohkan, dalam konsep knowledge-driven economy, literasi berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan. Ia mengutip Sir Francis Bacon bahwa “pengetahuan adalah kekuatan,” dan menambahkan bahwa membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan. BAK juga menyampaikan bahwa pekerja dengan literasi rendah memiliki penghasilan 30–42% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki kemampuan literasi tinggi.

“Majunya suatu daerah sangat bergantung pada literasi budaya lokal dan semangat membaca-menulis yang tinggi,” tegas BAK.

Sementara itu, Aldy Saputra berbagi pandangan tentang sejarah dan budaya Jeneponto melalui bukunya “Jeneponto Abad 20”, yang mendapat perhatian peserta.

Para peserta tampak antusias, terutama saat sesi tanya jawab yang banyak ditujukan kepada BAK terkait kiat sukses membaca dan menulis buku. Di akhir acara, BAK menyerahkan sejumlah buku hasil karyanya kepada beberapa perwakilan peserta sebagai bentuk apresiasi. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here