PINISI.co.id- Jakarta dan Bandung bersiap menjadi tuan rumah pesta budaya lintas negara bertajuk “Harmoni Indonesia – 4th Indonesia International Culture Festival (IICF) 2025”. Festival budaya internasional ini akan digelar selama sepekan, direncanakan akan mulai 23 hingga 30 Oktober 2025 mendatang, dengan melibatkan 12 negara peserta dari berbagai benua.
Negara-negara yang telah memastikan keikutsertaannya antara lain Meksiko, Rumania, Rusia, Malaysia, Turki, India, Filipina, Thailand, Bangladesh, Polandia, Korea Selatan, dan Sri Lanka. Gelaran ini menjadi salah satu event budaya terbesar yang mengusung diplomasi budaya melalui seni pertunjukan, pameran, hingga kompetisi lintas bangsa.
Ketua Umum Yayasan Warna Budaya Indonesia (Color of Indonesia), Vivi Sandra Putri, menyebut antusiasme negara peserta terus meningkat dari tahun ke tahun. “Kesuksesan IICF sebelumnya membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi panggung budaya global. Tahun ini, semangat kolaborasi semakin kuat dengan hadirnya lebih banyak negara,” ujar Vivi saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (08/05/2025).
Saat itu, Vivi tengah mendampingi delegasi pelajar Indonesia yang akan berangkat ke Korea Selatan dalam rangka mengikuti “Powerful Daegu Festival 2025”.
Menurut Vivi, era digital telah memudahkan interaksi antarbudaya. “Masifnya teknologi informasi membuka peluang pertukaran ide serta ekspansi pasar budaya. Event seperti IICF menjadi ruang strategis untuk membangun komunikasi global yang lebih harmonis,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga menyimpan keberagaman budaya yang luar biasa. Harmoni Indonesia – IICF 2025 menjadi destinasi unik yang menawarkan pengalaman berbeda dari festival budaya lainnya di dunia. “Lewat IICF, kita tidak hanya menampilkan seni, tetapi juga mendidik masyarakat global mengenai nilai budaya Indonesia dan negara peserta lainnya,” imbuh Vivi.
IICF 2025 menyajikan rangkaian acara budaya berskala internasional, antara lain konser budaya, kompetisi tari, parade pantai, pameran UMKM, workshop budaya, hingga seminar lintas negara. Salah satu kegiatan yang paling dinanti adalah International Photo Competition 2025 yang akan digelar di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Kompetisi ini terbuka untuk fotografer lokal dan internasional, serta masyarakat umum yang ingin mengabadikan momen budaya dalam bingkai visual bertema “Keberagaman Budaya Dunia”.
Tak hanya itu, IICF 2025 juga akan kembali mencatat sejarah dengan memecahkan Rekor MURI untuk tari piring massal. Sebanyak 5.000 penari dari 50 grup tari terpilih, direncanakan akan menari secara serempak di kawasan Symphony of the Sea, Ancol, pada bulan Oktober 2025 mendatang.
Tahun lalu, IICF juga memecahkan rekor MURI melalui pertunjukan tari tortor massal dengan jumlah penari terbanyak yang digelar di TMII, Jakarta.
Tari piring yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, menjadi simbol keindahan dan ketangkasan dalam seni tradisional Indonesia. Menggunakan piring sebagai properti utama, para penari akan menampilkan gerakan cepat dan dinamis diiringi musik tradisional seperti saluang dan talempong. “Dari ritual panen di abad ke-12, kini tari piring berkembang menjadi simbol budaya yang menginspirasi banyak kalangan,” kata Vivi.
Selain IICF, Color of Indonesia juga tengah mempersiapkan dua event budaya internasional lainnya, yakni 2nd Yogyakarta International Dance Carnival (YID Carnival) pada 15 s/d 20 Agustus 2025, serta 1st Adventure Culture International Folklore Festival di Pinrang dan Sidrap, Sulawesi Selatan, pada 20 s/d 30 November 2025.
Event di Sulawesi Selatan ini mendapat dukungan dari Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid dan Bupati Sidenreng Rappang Syaharuddin Alrif, yang bahkan siap menjadikannya agenda budaya tahunan. Untuk pelaksanaannya, Color of Indonesia menggandeng Sanggar Seni Lansinrang sebagai mitra lokal.
Tidak hanya fokus di Indonesia, Color of Indonesia juga tengah memperluas jangkauan internasionalnya ke Penang dan kota-kota lain di Malaysia. Dukungan juga datang dari PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia) dan Traveloka, yang berperan dalam aspek logistik dan pariwisata.
“Budaya adalah elemen penting dalam diplomasi internasional. Lewat pertunjukan dan kolaborasi lintas budaya seperti IICF, kita bisa memperkuat relasi antarbangsa, tidak hanya di ranah sosial, tetapi juga politik dan ekonomi,” pungkas Vivi Sandra Putri. (Irfan)