Terima Kasih Farhan, Mimpi Mama Engkau Tunaikan di DDI Mangkoso

0
119
- Advertisement -

Catatan Suriani Kaimuddin Mahmud
Santriwati Ponpes DDI Mangkoso, 1988-1995

Ada suasana haru dan bahagia di Penerimaan 635 orang santri-santriwati Ponpes Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Kabupaten Barru, Ahad, Tgl 27 Juli 2025 di Kampus Bululampang, Mangkoso. Selain putra bungsu kami, Farhan Alfarisi Kusuma tercatat sebagai salah seorang santri putra Iddadiyah tahun 2025, kami berdua mama dan ayah ikut berbahagia. Selain penulis harus menunggu bertahun-tahun berjuang agar salah seorang dari anak-anak kami ikut tercatat sebagai santri-santriwati DDI Mangkoso, namun hari ini, tepat Ahad 27 Juli 2025, rupanya putra bungsu kami telah menggenapkan mamanya melanjutkan pendidikan yang dipimpin dan diasuh ulama kharismatik Sulsel, Prof.Dr.K.H.Muh. Faried Wadjedy, L.C.M.A.

Dari kakak-kakaknya, hanya Farhan yang memilih jalur pesantren melalui Iddadiyah(kelas persiapan) di DDI Mangkoso. Putra-putri penulis dari Dea Ambarwati Kusuma, Mulafarsyah, Ria Atmaranti Kusuma, Safwan Alfarisi Kusuma, nama-nama ini lebih memilih jalur SMP dan SMA umum. Lain halnya. Farhan telah menggenapkan keluarga kami sebagai salah satu keluarga dari alumni Ponpes DDI Mangkoso, Barru, Sulawesi Selatan.

Pada siang, Ahad 27 Juli 2025 di kampus Ponpes Bululampang, setelah meninggalkan lokasi pelaksanaan acara penerimaan santri dan beserta orang tuanya, penulis memilih berpisah dengan Farhan. Kendatipun penulis mengajak Farhan ikut serta di mobil ayahnya, namun ia lebih memilih bergabung pada bus ponpes DDI Mangkoso bersama teman-temannya menuju kampus Tonrongnge, lalu penulis menyusulnya. Awalnya kami menawarkan satu mobil dan mengantarkan langsung ke asrama, namun Farhan menolak. Kendatipun penolakannya membuat kami orang tuanya sedikit legah karena sudah dengan senang hati mau bergabung bersama teman-temannya. Penulis yakin hal ini menjadi pertanda baik. Alhamdulillah.

Tetiba di Tonrongnge, penulis pelan-pelan datang mengintip dari balik pintu kamarnya berflat Lt 1 Kmr 4. Dan rupanya memang Farhan tidak mengetahui kalau kami berdua datang dan alhamdulillah kami menyaksikannya sedang bercanda bersama teman-teman sekamarnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam lubuk hati kami ini yang dalam yakin dan legah jika sebentar lagi kami meninggalkan Farhan dari pondoknya di Tonrongnge.

Nah, setelah kami berbincang-bincang dan menyapa para orang tua yang juga mengantar anak-anaknya masuk asrama, kami segera beranjak keluar kamar dan diantar oleh Farhan ke parkiran mobil. Farhan ikut ke mobil dan ingin mengambil sesuatu, lalu kami pamit dan memeluknya. Jujur sebagai ibu, ada air mata yang sengaja tak menampakkannya dan berusaha menyebunyikannya. Akhirnya kami meninggalkan Tonrongnge menuju kota Makassar.

Di sepanjang perjalanan, kami berdua dengan ayahnya Farhan ngobrol, temanya tidak jauh tentang Mangkoso saat ini, kemarin dan masa lalu tatkala penulis masih menimbah ilmu di kampus DDI Mangkoso.

Tetiba di rumah ternyata barulah kesedihan kami membuncah saat menyaksikan semua yang sering dilakukan Farhan. Mulai dari kebiasannya merapikan kendaraan motor kakaknya, Safwan Alfarisi Kusuma yang saat ini berada di Jogya mengikuti KKN Tematik UIN Alauddin Makassar. Biasanya, kalau Farhan menjelang tidur, ia selalu memeriksa pintu rumah, jendela dan mengunci mobil ayahnya. Ia suka membersihkan ruangan rumah, perpustakaan dan ruang teras rumah sebelum tidur. Menyaksikan suasana seperti itu, membuat ayahnya menangis mengingat putra bungsunya yang betul-betul sejak kelas 2 SD telah mandiri.

Ayahnya, berharap semoga putra bungsunya kelak bisa sukses dan bisa membuat keluarga kami bangga dan bersyukur dengan kesuksesan Farhan. Sehat dan panjang umur anakku, selamat berjihadt menuntut ilmu, anakku Farhan Alfarisi Kusuma.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here