Menerima Warisan Termahal

0
522
- Advertisement -

Kolom Ruslan Ismail Mage

Awal bulan Januari 2018, saya pulang kampung ke Cabenge Soppeng menemui bapak yang sudah berumur lebih 70 tahun. Walaupum usianya sudah sepuh namun tidak pernah jenuh menasehati menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Seminggu sebelum pergi menghadap Tuhan Rabu 31 Januari 2018, beliau sambil berbaring lemah memanggilku berbicara dari hati ke hati. Katanya, nak sudah waktunya bapak memberikan warisan satu-satunya kepadamu.

Bagi sebagian orang mendengar kata warisan, mungkin kontruksi pemikirannya langsung terbentuk mendapatkan sekumpulan harta, tanah luas, rumah, mobil, segepok emas, dan benda sejenisnya yang berharga. Namun warisan yang diberikan kepadaku, lain dari pada yang lain, karena nilainya tidak mampu dihitung oleh mesin kalkulator sekalipun. Betapa tidak! Warisan yang hampir 70 tahun disiapkan untuk saya adalah “Ilmu Kebal” yang tak tertandingi.

Dalam rasa kagetku, beliau menjelaskan kehebatan ilmu kebal yang sudah puluhan tahun dipeliharanya. Menurutnya saking hebatnya, jangankan manusia, setan sekalipun tidak gampang mendekatimu. Karena itu ketika sudah menerimanya, harus benar-benar dipelihara dengan baik, sehingga bisa memakainya dengan selamat menembus batas ruang dan waktu, jelasnya sambil pelan-pelan memejamkan mata tertidur.

Dalam rasa kaget dan penasaranku tentang kehebatan ilmu kebal itu, saya mencoba mencari data-data pembenar di buku-buku. Saya kmudian menemukan data kalau ternyata ilmu kebal tersebut, sudah diajarkan oleh Zoroaster tiga ribu tahun yang lalu pada pengikutnya di Persia. Konfusius juga sudah mengajarkan di Cina 24 abad yang lalu. Kemudian Lau Tse pendiri Taoisme mengajarkannya juga dihadapan pengikutnya di Lembah Han. Begitu pula Budha mengajarkannya di tepian sungai Gangga 500 tahun sebelum Masehi. Kitab suci agama Hindu juga sudah mengajarkannya ribuan tahun sebelumnya. Demikian pula Yesus sudah mengajarkannya di bukit Yudea 19 abad yang lalu. Terlebih kitab suci Alqur’an lewat Rasulullah sudah mengajarkannya.

- Advertisement -

Sahabat pembelajar, sudah terbayangkah ilmu kebal apa yang maha dahsyat itu? Ternyata ilmu kebal yang super hebat itu adalah : SILATURAHMI. Jadi tidak usah pergi mengembara mencari ilmu kebal, karena ilmu kebal yang sesungguhnya adalah silaturahmi. Silaturahmi berbanding lurus dengan kekebalan. Semakin tinggi silaturahminya semakin tinggi kekebalannya, sebaliknya semakin kurang silaturahminya semakin kurang kekebalannya.

Saya kemudian menganalogikannya, memperbanyak silaturahmi bagaikan membangun benteng pertahanan kokoh yang tidak bisa ditembus oleh Iblis sekalipun. Sebaliknya mengabaikan silaturahmi bagaikan membangun rumah pasir di pingggir pantai, sekali ombak datang menyapu bangunan rumah itu akan hancur terbawa air.

Pesan yang ingin disampaikan, kalau ingin kebal, maka perlakukan orang lain seperti yang kita inginkan orang lain perlakukan kepada kita. Sebaliknya jangan perlakukan orang lain sebagaimana kita tidak menginginkan orang lain perlakukan kepada kita. Sebagaimana Ali bin Ali Thalib katakan “jangan engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya orang lain mengucapkan untukmu”.

Dalam konsep hidup yang menghidupkan, saya selalau menarasikan “silaturahmi yang tulus dan ikhlas meningkatkan kekebalan tubuh, karena bisa memperpanjang umur”. Jadi relasi kekeluargaan, pertemanan, persahabatan, dan persaudadaraan akan menjadi perisai dari orang-orang yang berpikir jahat. Sesungguhnya orang yang paling beruntung adalah orang yang memiliki “pembela” dari sebuah ikatan silaturahmi tanpa batas tanpa syarat. Mau meliki ilmu kebal? Ya perbanyak silaturahmi.

Penulis : Akademisi, Inspirator dan Penggerak, Founder Sipil Institute Jakarta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here